Selasa, 23 Juni 2015

Waspadai PYOMETRA pada anjing

Pyometra adalah
Kondisi medis dimana pus (nanah) terakumulasi di badan uterus baik di anjing ataupun kucing. Kondisi ini terjadi setelah anjing ataupun kucing mengalami beberapa siklus estrus (menstruasi) dengan tidak diikuti kebuntingan. Abnormalitas hormon menyebabkan dinding uterus mengalami penebalan. Pada saat kondisi ini terjadi, cairan akan mulai mengisi dinding uterus yang mengalami penebalan, terjadi infeksi dan uterus akan terisi cairan berupa nanah karena pertahanan tubuh terhadap infeksi. Pada beberapa kondisi, cervix akan membuka dan akan menyebabkan nanah keluar melalui vagina dan menimbulkan bau yang tidak sedap, akan tetapi kondisi ini bukan merupakan kondisi yang terlalu mengancam jiwa hewan. Namun, jika kondisi cervix tertutup, maka pus (nanah) akan terjebak didalam uterus dan tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh hewan. Pada kondisi ini, infeksi akan mengancam jiwa hewan jikatidak segera dilakukan operasi pengangkatan uterus (ovariohysterectomy).

 Pyometra (a) dan Pyometra yang Disertai dengan Terbentuknya Kista (b)

Bagaimana bakteri bisa masuk kedalam uterus ?
Cervix merupakan pintu gerbang menuju ke uterus. Cervix akan tetap dalam kondisi tertutup rapat kecuali dalam keadaan estrus (heat). Pada saat cervix membuka, bakteri yang secara alami akan ditemukan di vagina secara mudah dapat masuk ke dalam uterus. Jika uterus dalam kondisi normal, bakteri-bakteri tersebut tidak akan bertahan hidup. Namun, disaat dinding uterus mengalami penebalan dan cystic, maka itu akan menjadi kondisi yang baik untuk perkembangan bakteri. Dikarenakan otot-otot dari uterus tidak bekerja secara sempurna maka bakteri tidak dapat dikeluarkan.

   USG : Terlihat Uterus Membesar dan Berisi Cairan Hipoechoic

Kapan kasus pyometra dapat terjadi ?
Kondisi pyometra dapat terjadi pada setiap anjing dan kucing betina yang tidak/belum disterilisasi. Namun, usia 3 tahun keatas dan usia tua (lebih dari 7 tahun) merupakan usia yang beresiko tinggi. Pyometra biasanya terjadi pada saat 1-2 bulan setelah anjing atau kucing mengalami estrus (heat) yang terakhir.

Apa saja gejala klinis dari pyometra ?
Gejala klinis yang dapat dilihat tergantung dari terbuka atau tidaknya cervix. Jika dalam keadaan cervix terbuka, maka nanah (pus) akan mengalir keluar dari uterus melalui vagina ke arah luar tubuh. Nanah akan berwarna kekuningan, kecoklatan atau kemerahan. Biasanya leleran dapat terlihat di bulu dekat ekor, alas kandang (bedding) dan tempat-tempat dimana anjing biasanya duduk atau tidur. Seringkali, pemilik hewan tidak melihat leleran nanah dikarenakan leleran terlebih dahulu dibersihkan (dijilat) oleh hewan.
Demam, lemah, kehilangan nafsu makan dan depresi dapat juga terlihat sebagai gejala klinis. Jika cervix dalam keadaan tertutup rapat, leleran nanah tidak dapat mengalir keluar tubuh dan tidak dapat terlihat. Nanah akan terakumulasi di uterus dan menyebabkan uterus menjadi besar (bengkak). Beberapa kasus, pembengkakan di abdomen dapat terlihat.
Bakteri akan mengeluarkan racun (toksin) yang akan diserap sistem sirkulasi darah. Hewan yang mengalami kejadian pyometra biasanya akan menjadi sangat terlihat sakit. Hewan akan berhenti makan, cepat lelah dan depresi. Muntah dan diare tidak selalu terlihat. Racun (toksin) dari bakteri mempengaruhi kemampuan ginjal untuk mempertahankan cairan. Hal ini akan menyebabkan produksi urin meningkat dan akan meningkatkan jumlah air yang dibutuhkan tubuh (water intake).
Hal tersebut dapat terjadi baik di pyometra dengan cervix terbuka ataupun tertutup.

Discharge Darah Bercampur Nanah dari Vagina Anjing Golden Retriever

Bagaimana diagnosis pyometra ?
Diagnosa terhadap pyometra terkadang susah, terlebih pada kasus dimana cervix dalam keadaan tertutup dimana tidak ada leleran nanah terlihat. Karena gejala-gejala klinis seperti yang dijelaskan diatas dapat terjadi dibanyak kasus lain.
Uji darah dan urin dapat dilakukan untuk membantu peneguhan diagnosa. Hewan yang mengalami pyometra biasanya akan menunjukkan peningkatan pada penghitungan sel darah putih (White Blood Cell Count) dan urin biasanya encer (dilute). Namun, abnormalitas seperti ini dapat terlihat juga dikebanyakan kasus dengan infeksi bakteri. Pemeriksaan radiografi (x-ray) atau USG dibagian perut (abdomen) dapat membantu untuk mengidentifikasi pembesaran uterus dan membedakan dengan kebuntingan. Sekaan (swab) dapat diambil dari vagina untuk membantu mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.


Bagaimana penanganan terhadap pyometra ?
1.Pembedahan (Surgery):
merupakan penanganan yang dianjurkan untuk mengangkat (remove) uterus dan ovarium. Penanganan ini dinamakan ovariohysterectomy (spay) dan penanganan ini adalah penanganan yang paling aman dan efektif  untuk menangani kasus pyometra. Namun, penanganan pada kasus pyometra ini sangatlah berbeda dibandingkan dengan pembedahan spay yang rutin dilakukan pada hewan yang sehat. Pada saat mengangkat uterus harus dilakukan secara hati-hati dikarenakan besar dan lemahnya uterus, serta jangan ada leleran nanah yang keluar selama pembedahan karena akan mencemari jaringan organ yang lain. Cairan intravena diperlukan sebelum dan setelah pembedahan. Antibiotik dapat diberikan selama 1 sampai 2 minggu.
2.Penanganan menggunakan obat 
dapat dilakukan dengan memberikan preparat prostaglandin untuk hewan yang diperlukan untuk pembiakan (breeding) dimana pembedahan tidak diinginkan. Prostaglandin adalah salah satu jenis hormon yang dapat mengurangi kadar hormon prgesteron, yang akan melemaskan dan membuka cervix serta mengerutkan (kontraksi) uterus sehingga mengeluarkan leleran nanah dan bakteri. Pemberian hormon dapat dilakukan untuk 3 sampai 5 hari. Namun, keberhasilan penanganan menggunakan preparat hormon lebih rendah dibandingkan dengan pembedahan. Selain itu,harga preparat hormon masih mahal dan dapat menyebabkan beberapa efek samping.
Efek samping tersebut antara lain mudah letih, napas terengah-engah, defekasi, salivasi dan sakit pada bagian perut. Efek ini terjadi dalam 15 menit setelah preparat hormon diberikan dan dapat bertahan beberapa jam.

Operasi Pyometra dengan Teknik Ovariohysterectomy



Apa yang terjadi jika tidak diberikan penanganan ?
Peluang keberhasilan penanganan tanpa pembedahan ataupun preparat hormon sangatlah kecil. Jika penanganan (baik pembedahan atau preparat hormon) tidak dilakukan secepatnya, maka efek toksin dari bakteri akan berakibat fatal. Jika dalam keadaan cervix tertutup, dapat memungkinkan terjadinya pecahnya (rupture) uterus dan nanah akan mencemari ruang perut (abdomen), berakibat fatal.

Bagaimana mencegah terjadinya pyometra ?
Pyometra dapat dicegah dengan mensterilisasikan hewan (desexing/spay) pada saat mereka masih muda. Usia yang dianjurkan untuk melakukan sterilisasi hewan baik anjing ataupun kucing yang tidak dibiakan (breeding) pada umur 5-6 bulan.



Semoga bermanfaat
Be smart for your lovely dogs.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar